oke de rumah gue kan dua rumah pas belokan. rumah pertama itu buka usaha: pulsa, aqua, gas.
nah adalah sang pemilik yang dateng tiap sabtu minggu. on weekend gitulah, yang dalam pada mana dia akan bawa itu dia punya tape deck era 80an lengkap dengan 2 salon speaker dan mulailah dia panteng itu musik-musik seputar blackboard - JK Records gitu, dengan kadar volume yang agak sedikit di atas ambang batas normalitas.
usai maghrib menjelang malam seusai menyirami jiwanya dengan lagu-lagu nan memukau tersebut, dia akan bersiap menutup dia punya toko. tetapi tidak sebelum dia ambil kursi dari dalam toko untuk dia duduk-duduk sampai larut malam nanti... kursi yang mana dia tempatkan sekitar 2 meter dari tokonya... which puts him right in the middle of the street.
a live street.
a street that is used by both local residents, tukang jualan dan of course motorized vehicles. jalanan kompleks pada umumnya dengan lalu-lintas anak-anak bermain, emak-emak ke warung, bapak-bapak begaul, mamang-mamang malem mingguan, tukang ojek, pengendara sepeda motor termasuk gue, dan.. oh iya, ampir lupa.... MOBIL (tentunya).
AND SO, since dia duduk di pengkolan unseen by most, gak sekali dua kali dia ampir ketabrak, yang dalam pada itu dia akan...WHILE DETERMINANTLY STICKING HIS ASS ON HIS SEAT... beruget-uget ria ke tepi jalan dengan basa-basi:
mari mas, mas mas, silahkan, silahkan, ayo....
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment