Dalam bahasa Betawi dikenal penulisan TIGE dan TIGA.
walau artinya sama, kedua kata tersebut amat sangat berbeda dalam aplikasi gramatikalnya.
TIGE adalah bentuk turunan dari kata Indonesia, yaitu TIGA.
kata TIGE digunakan dalam konteks berhitung:
Satu, Due, Tige, Empat, Lime dan seterusnya, sebagaimana diilustrasikan dalam contoh kalimat berikut:
Betawi A: "Satu tambah due berape sih?"
Betawi Mathmatician: "Tige."
sementara, ketika kata TIGE itu digunakan dalam kalimat dengan imbuhan, maka ia akan mengalami apa yang dinamakan retro-morphosis kata, yaitu kembali ke bentuk awal: TIGA, sebagaimana diilustrasikan dalam contoh kalimat berikut:
Betawi A: Eh, Cong, lo ke depan rame-rame tadi pagi?
Betawi Cong: Kagak, orang kate cuman be-TIGA doang; gue, Cemonk ama Bagol.
Hal ini tentunya menarik sekali karena dengan begitu muncul diskursus sosial di masyarakat perihal pelafalan dan penulisan kata 'SEGITIGA' dalam bahasa betawi:
apakah yang benar segiTIGE atau segiTIGA?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment